Minggu, 23 Maret 2014

Ketika Tangan dan Kaki Bicara



Dalam keheningan malam 1 Muharram 1432 Hijriyah, saya coba menghisab diri akan apa yang telah saya perbuat selama ini. Hati saya tergugu ketika membaca dan mentadabburi ayat ke 65 dari surat Yaasiin, "Alyauma nakhtimu ‘alaa afwaahihim wa tukallimunaa aidiihim wa tasyhadu arjuluhum bimaa kaanuu yaksibuun" yang artinya Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan (terjemah al-Qur’an, depag RI).
Ayat tersebut disamping meluluhlantakan hati juga mengingatkan saya akan sebuah lagu beserta orang-orang yang memiliki pengalaman spiritual berkaitan dengan ayat tersebut. Karena tersentuh dengan apa yang mereka alami, artikelnya saya simpan sebagai pengingat diri.
Malam ini, di antara derai hujan yang bertasbih memujiNya, saya buka kembali folder tempat menyimpan kisah tersebut dan membacanya lagi. Subhanallah, rasa yang hadir saat pertama kali membacanya tak berubah hingga kini.
Sengaja saya sertakan cuplikan artikelnya di sini.
***
Penyair Taufiq Ismail menulis sebuah artikel tentang Krismansyah Rahadi (1949-2007) di majalah sastra HORISON:
Di tahun 1997 saya bertemu Chrisye sehabis sebuah acara, dan dia berkata, “Bang, saya punya sebuah lagu. Saya sudah coba menuliskan kata-katanya, tapi saya tidak puas. Bisakah Abang tolong tuliskan liriknya?” Karena saya suka lagu-lagu Chrisye, saya katakan bisa. Saya tanyakan kapan mesti selesai. Dia bilang sebulan. Menilik kegiatan saya yang lain, deadline sebulan itu bolehlah.
Kaset lagu itu dikirimkannya, berikut keterangan berapa baris lirik diperlukan, dan untuk setiap larik berapa jumlah ketukannya, yang akan diisi dengan suku kata. Chrisye menginginkan puisi relijius.
Kemudian saya dengarkan lagu itu. Indah sekali. Saya suka betul. Sesudah seminggu, tidak ada ide. Dua minggu begitu juga. Minggu ketiga inspirasi masih tertutup. Saya mulai gelisah. Di ujung minggu keempat tetap buntu. Saya heran. Padahal lagu itu cantik jelita. Tapi kalau ide memang macet, apa mau dikatakan. Tampaknya saya akan telepon Chrisye keesokan harinya dan saya mau bilang, “Chris, maaf ya, macet. Sori.” Saya akan kembalikan pita rekaman itu.
Saya punya kebiasaan rutin baca Surah Yasin. Malam itu, ketika sampai ayat 65 yang berbunyi, A’udzubillahiminasy syaithonirrojim. “Alyauma nakhtimu ’alaa afwahihim, wa tukallimuna aidhihim, wa tasyhadu arjuluhum bimaa kaanu yaksibuun” saya berhenti. Maknanya, “Pada hari ini Kami akan tutup mulut mereka, dan tangan mereka akan berkata kepada Kami, dan kaki mereka akan bersaksi tentang apa yang telah mereka lakukan.” Saya tergugah. Makna ayat tentang Hari Pengadilan Akhir ini luar biasa!
Saya hidupkan lagi pita rekaman dan saya bergegas memindahkan makna itu ke larik-larik lagi tersebut. Pada mulanya saya ragu apakah makna yang sangat berbobot itu akan bisa masuk pas ke dalamnya. Bismillah. Keragu-raguan teratasi dan alhamdulillah penulisan lirik itu selesai. Lagu itu saya beri judul Ketika Tangan dan Kaki Berkata.
Keesokannya dengan lega saya berkata di telepon, “Chris, alhamdulillah selesai.” Chrisye sangat gembira. Saya belum beritahu padanya asal-usul inspirasi lirik tersebut.
Berikutnya hal tidak biasa terjadilah. Ketika berlatih di kamar menyanyikannya baru dua baris Chrisye menangis, menyanyi lagi, menangis lagi, berkali-kali.
Di dalam memoarnya yang dituliskan Alberthiene Endah, Chrisye–Sebuah Memoar Musikal, 2007 (halaman 308-309), bertutur Chrisye:
Lirik yang dibuat Taufiq Ismail adalah satu-satunya lirik dahsyat sepanjang karier, yang menggetarkan sekujur tubuh saya. Ada kekuatan misterius yang tersimpan dalam lirik itu. Liriknya benar-benar mencekam dan menggetarkan. Dibungkus melodi yang begitu menyayat, lagu itu bertambah susah saya nyanyikan! Di kamar, saya berkali-kali menyanyikan lagu itu. Baru dua baris, air mata saya membanjir. Saya coba lagi. Menangis lagi. Yanti sampai syok! Dia kaget melihat respons saya yang tidak biasa terhadap sebuah lagu. Taufiq memberi judul pada lagu itu sederhana sekali, Ketika Tangan dan Kaki Berkata.
Lirik itu begitu merasuk dan membuat saya dihadapkan pada kenyataan, betapa tak berdayanya manusia ketika hari akhir tiba. Sepanjang malam saya gelisah. Saya akhirnya menelepon Taufiq dan menceritakan kesulitan saya.
“Saya mendapatkan ilham lirik itu dari Surat Yasin ayat 65…” kata Taufiq. Ia menyarankan saya untuk tenang saat menyanyikannya. Karena sebagaimana bunyi ayatnya, orang memang sering kali tergetar membaca isinya.
Walau sudah ditenangkan Yanti dan Taufiq, tetap saja saya menemukan kesulitan saat mencoba merekam di studio. Gagal, dan gagal lagi. Berkali-kali saya menangis dan duduk dengan lemas. Gila! Seumur-umur, sepanjang sejarah karir saya, belum pernah saya merasakan hal seperti ini. Dilumpuhkan oleh lagu sendiri!
Butuh kekuatan untuk bisa menyanyikan lagu itu. Erwin Gutawa yang sudah senewen menunggu lagu terakhir yang belum direkam itu, langsung mengingatkan saya, bahwa keberangkatan ke Australia sudah tak bisa ditunda lagi. Hari terakhir menjelang ke Australia, saya lalu mengajak Yanti ke studio, menemani saya rekaman. Yanti sholat khusus untuk mendoakan saya.
Dengan susah payah, akhirnya saya bisa menyanyikan lagu itu hingga selesai. Dan tidak ada take ulang! Tidak mungkin. Karena saya sudah menangis dan tak sanggup menyanyikannya lagi. Jadi jika sekarang Anda mendengarkan lagu itu, itulah suara saya dengan getaran yang paling autentik, dan tak terulang! Jangankan menyanyikannya lagi, bila saya mendengarkan lagu itu saja, rasanya ingin berlari!
Lagu itu menjadi salah satu lagu paling penting dalam deretan lagu yang pernah saya nyanyikan. Kekuatan spiritual di dalamnya benar-benar benar meluluhkan perasaan. Itulah pengalaman batin saya yang paling dalam selama menyanyi.
Penuturan Chrisye dalam memoarnya itu mengejutkan saya. Penghayatannya terhadap Pengadilan Hari Akhir sedemikian sensitif dan luarbiasanya, dengan saksi tetesan air matanya. Bukan main. Saya tidak menyangka sedemikian mendalam penghayatannya terhadap makna Pengadilan Hari Akhir di hari kiamat kelak.
Mengenai menangis ketika menyanyi, hal yang serupa terjadi dengan Iin Parlina dengan lagu Rindu Rasul. Di dalam konser atau pertunjukan, Iin biasanya cuma kuat menyanyikannya dua baris, dan pada baris ketiga Iin akan menunduk dan membelakangi penonton menahan sedu sedannya. Demikian sensitif dia pada shalawat Rasul dalam lagu tersebut.
***
Setelah rekaman Ketika Tangan dan Kaki Berkata selesai, dalam peluncuran album yang saya hadiri, Chrisye meneruskan titipan honorarium dari produser untuk lagu tersebut. Saya enggan menerimanya. Chrisye terkejut. “Kenapa Bang, kurang?” Saya jelaskan bahwa saya tidak orisinil menuliskan lirik lagu Ketika Tangan dan Kaki Berkata itu. Saya cuma jadi tempat lewat, jadi saluran saja. Jadi saya tak berhak menerimanya. Bukankah itu dari Surah Yasin ayat 65, firman Tuhan? Saya akan bersalah menerima sesuatu yang bukan hak saya.
Kami jadi berdebat. Chrisye mengatakan bahwa dia menghargai pendirian saya, tetapi itu merepotkan administrasi. Akhirnya Chrisye menemukan jalan keluar. “Begini saja Bang, Abang tetap terima fee ini, agar administrasi rapi. Kalau Abang merasa bersalah, atau berdosa, nah, mohonlah ampun kepada Allah. Tuhan Maha Pengampun ’kan?”
Saya pikir jalan yang ditawarkan Chrisye betul juga. Kalau saya berkeras menolak, akan kelihatan kaku, dan bisa ditafsirkan berlebihan. Akhirnya solusi Chrisye saya terima. Chrisye senang, saya pun senang.
***
Pada subuh hari Jum’at, 30 Maret 2007, pukul 04.08, penyanyi legendaris Chrisye wafat dalam usia 58 tahun, setelah tiga tahun lebih keluar masuk rumah sakit, termasuk berobat di Singapura. Diagnosis yang mengejutkan adalah kanker paru-paru stadium empat. Dia meninggalkan isteri, Yanti, dan empat anak, Risty, Nissa, Pasha dan Masha, 9 album proyek, 4 album sountrack, 20 album solo dan 2 filem. Semoga penyanyi yang lembut hati dan pengunjung masjid setia ini, tangan dan kakinya kelak akan bersaksi tentang amal salehnya serta menuntunnya memasuki Gerbang Hari Akhir yang semoga terbuka lebar baginya. Amin. #
Ketika Tangan dan Kaki Berkata
Lirik : Taufiq Ismail
Lagu : Chrisye
Akan datang hari mulut dikunci
Kata tak ada lagi
Akan tiba masa tak ada suara
Dari mulut kita
Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita
Kemana saja dia melangkahnya
Tidak tahu kita bila harinya
Tanggung jawab tiba
Rabbana…
Tangan kami…
Kaki kami…
Mulut kami…
Mata hati kami…
Luruskanlah…
Kukuhkanlah…
Di jalan cahaya….
sempurna
Lagu tersebut mengalun pelan menemani muhasabah di akhir tahun 1431 Hijriyah.
Ya Allah, semoga Engkau masukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang ihsan, sehingga kelak saat tangan dan kaki kami berkata di hari penghisaban, kesaksiannya menambah berat timbangan amal baik kami, amiin.
www.ratnautami.com

Rabu, 27 November 2013

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA



SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
SELAKU
PENASIHAT NASIONAL KORPRI
PADA HARI ULANG TAHUN KE – 42 KORPRI
TAHUN 2013





Jakarta, 29 November 2013



Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Waramatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Segenap anggota KORPRI yang saya cintai dan saya banggakan,
Hadirin sekalian yang saya muliakan,

        Pada hari yang bersejarah ini, dengan penuh rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, kita dapat melaksanakan Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke–42 Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI).
        Atas nama Pemerintah, Negara dan Rakyat Indonesia, saya ucapkan selamat memperingati hari jadi ke–42 kepada Keluarga Besar KORPRI, baik yang bertugas di seluruh tanah air maupun di mancanegara.
        Saya berharap, peringatan hari jadi KORPRI tahun ini dapat meningkatkan dedikasi, profesionalisme, integritas, dan semangat reformasi birokrasi dari segenap anggota anggota KORPRI dalam pengabdian saudara-saudara kepada masyarakat, bangsa dan negara tercinta.
        Pada kesempatan yang membahagiakan dan Insya Allah penuh berkah ini, saya juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus atas pengabdian segenap anggota KORPRI baik yang bertugas di dalam negeri maupun di luar negeri.
        Secara khusus, saya ingin menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada saudara-saudara anggota KORPRI yang bertugas di pedalaman, daerah terpencil, perbatasan negara dan pulau–pulau terdepan. Saudara–saudara telah menunjukkan dedikasi yang tinggi melebihi panggilan tugas dalam mengemban amanah sebagai abdi negara, abdi masyarakat dan abdi pemerintah.
        Saudara – saudara,
        Tema yang diangkat pada Hari Ulang Tahun ke–42 KORPRI tahun 2013 adalah: “Dengan Profesionalisme dan Netralitas, KORPRI Mendukung Keberhasilan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Untuk Menjaga Stabilitas Politik dan Pertumbuhan Ekomoni Guna Meningkatkan Kesejahteraan Masayarakat”.
        Tema itu saya nilai tepat, karena saat ini, profesionalisme dan netralitas dalam pelaksanaan reformasi birokrasi sangat penting bagi terciptanya keberhasilan pembangunan nasional, utamanya dalam menjaga stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat di seluruh tanah air.
        Melalui tema itu, saya mengajak segenap anggota KORPRI untuk meningkatkan profesionalisme dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai aparatur pemerintahan. Saya juga mengajak segenap anggota KORPRI untuk tetap netral dalam proses demokrasi yang sedang tumbuh dan berkembang di tanah air. Para anggota KORPRI harus berdiri di tengah–tengah masyarakat, baik itu dalam proses Pemilukada, maupun Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 mendatang. Sekali lagi, saya minta keberpihakan segenap anggota KORPRI hanya tegak lurus kepada bangsa dan negara.
        Segenap anggota KORPRI yang saya cintai dan saya banggakan,
        Hadirin sekalian yang saya muliakan,
        Sejarah mencatat, lebih dari empat dekade KORPRI tampil sebagai organisasi profesi yang tetap menunaikan tugas kedinasannya secara lebih profesional sesuai tuntutan dan perkembangan zaman. KORPRI, dapat menampilkan postur organisasinya sebagai penopang birokrasi pemerintahan untuk mendukung suksesnya agenda pembangunan. Berkat dedikasi dan komitmen para anggota KORPRI bersama–sama segenap elemen bangsa, kita mampu bertahan dari krisis keuangan global. Ekonomi kita tetap tumbuh, kesejahteraan rakyat terus meningkat, dan pelayanan publik berjalan lebih baik, lebih murah dan lebih cepat.
        Sebagaimana saya tegaskan pada Hari Ulang Tahun ke–41 KORPRI tahun lalu, menjadi tugas kita semua untuk meningkatkan komitmen pemberian pelayanan publik yang baik kepada masyarakat. Saya berharap dalam satu tahun ke depan, segenap anggota KORPRI dapat terus meningkatkan komitmen itu untuk menuntaskan agenda pembangunan nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010–2014.
        Saya tidak ingin mendengar adanya pelayanan publik yang masih lambat. Kita telah menjalankan reformasi birokrasi dalam sembilan tahun terakhir ini. Esensi dari reformasi birokrasi yang kita jalankan adalah memberikan pelayanan terbaik kepada rakyat. Rakyat harus mendapat perlakuan dan pelayanan dari segenap aparatur pemerintahan dengan sebaik – baiknya.
        Saya mengapresiasi Pemerintah Daerah, baik Provinsi maupun Kabupaten dan Kota, yang telah menjalankan sistem lelang jabatan untuk menghasilkan pejabat yang benar–benar mampu bekerja keras dan memberikan pelayanan prima kepada rakyat. Sistem lelang jabatan ini, insya Allah dapat memfasilitasi percepatan pembentukan tatanan pemerintahan yang makin bersih, makin transparan dan makin berwibawa.
        Hadirin sekalian yang saya muliakan,
        Mengakhiri sambutan ini selaku Penasihat Nasional KORPRI saya ingin menyampaikan beberapa pesan dan harapan kepada segenap anggota KORPRI dimanapun saudara bertugas dan berada.
        Pertama, tingkatkan profesionalisme sebagai aparatur negara agar masyarakat benar–benar dapat merasakan manfaat dari reformasi birokrasi yang kita jalankan bersama.
        Kedua, wujudkan birokrasi yang bersih, efisien, efektif, transparan dan akuntabel. Tingkatkan budaya anti korupsi. Laksanakan instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi. Ciptakan birokrasi yang cerdas, cepat, profesional dan responsif.
        Ketiga, tunjukkan keteladanan sebagai aparatur negara yang bersih dan berwibawa. Jangan cederai kepercayaan rakyat dan sumpah jabatan. Kita memiliki amanat dan tanggung jawab yang besar dalam menjalankan tugas kepada Tuhan, Bangsa dan negara.
Keempat, dalam menghadapi Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 mendatang, sekali lagi saya minta saudara–saudara para anggota KORPRI untuk menjaga Netralitas. Bebaskan tatanan organisasi kepegawaian dari kepentingan politik. Sebagai aparatur pemerintahan, segenap anggota KORPRI diwajibkan untuk bersikap netral dan adil.
Kelima, mari kita tunjukkan kepada rakyat bahwa jajaran aparatur pemerintahan di era reformasi saat ini merupakan pelayan masyarkat. Kedepankan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Akhirnya, sekali lagi saya ucapkan Selamat Hari Ulang Tahun ke–42 Korps Pegawai Republik Indonesia.
Selamat bertugas. Insya Allah, Tuhan Bersama kita.
DIRGAHAYU KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA
Terima kasih,
Wassalamu’alaikum waramatullahi wabarakatuh


Jakarta, 29 November 2013
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO



SURAT EDARAN PERINGATAN HUT KORPRI ke 42 2013


KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA
DEWAN PENGURUS NASIONAL
Gedung B Kantor Bapeten Lt.  7, Jl. Gajah Mada No. 8 Jakarta Pusat 10130
Telepon : 021 6341710 (Hunting) Fax: 021 6341665, website :http://www.korprinasional.or.id e-mail : dpknkorpri@gmail.com
Jakarta,   19 September 2013
Nomor     :    SE-  06   /KU/IX/2013
Lampiran :    1 eksemplar
Perihal     :    Peringatan Ke-42 Tahun Korpri
Kepada Yth. :
1.        Ketua Dewan Pengurus KORPRI Kementerian/LPNK/BUMN/LPP
2.        Ketua Dewan Pengurus KORPRI Provinsi/BUMD
3.        Ketua Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten/Kota
di
Seluruh Indonesia
SURAT EDARAN
Dengan hormat disampaikan bahwa Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) akan berusia 42 tahun pada tanggal 29 November 2013.
Sehubungan dengan hal tersebut, seluruh jajaran kepengurusan KORPRI baik di pusat maupun daerah, diharapkan memperingati dan merayakan hari kelahiran KORPRI dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.        Peringatan 42 tahun KORPRI sebagai momentum untuk terus menerus meneguhkan fungsinya sebagai perekat dan pemersatu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu KORPRI tetap meneguhkan semangat netralitas, dan menjaga integritas serta meningkatkan profesionalisme guna mendukung keberhasilan reformasi birokrasi.
2.        Penyelenggaraan peringatan 42 tahun KORPRI dilaksanakan secara sederhana, namun hikmat dengan kegiatan utama berupa upacara bendera, ziarah, perlombaan olahraga, bhakti sosial, dan pelestarian lingkungan, dan kegiatan positif lainnya.
3.        Tema peringatan ke-42 kelahiran KORPRI adalah sebagai berikut :
“DENGAN PROFESIONALISME DAN NETRALITAS, KORPRI MENDUKUNG KEBERHASILAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI UNTUK MENJAGA STABILITAS POLITIK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI GUNA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT”.
Setiap kepengurusan KORPRI dapat membuat sub tema disesuaikan visi dan misi instansi yang bersangkutan.
4.        Pengurus KORPRI pada setiap tingkatan agar menyelenggarakan peringatan ke-42 kelahiran KORPRI dengan berpedoman pada lampiran Surat Edaran ini.
5.        Penyelenggaraan peringatan ke-42 kelahiran KORPRI dimaksud supaya dilaporkan kepada Pengurus KORPRI satu tingkat di atasnya.
       Demikian untuk menjadi maklum dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
DEWAN PENGURUS KORPRI NASIONAL
Ketua Umum,
ttd
DIAH ANGGRAENI
Sekretaris Jenderal,
ttd
TASDIK KINANTO
Tembusan Yth. :
1.        Presiden RI selaku Penasehat Nasional KORPRI.
2.        Wakil Presiden RI selaku Wakil Penasehat Nasional KORPRI.
3.        Menteri Negara PAN selaku Penasehat Nasional Harian KORPRI.
4.        Menteri Dalam Negeri selaku Penasehat Nasional Harian KORPRI.
5.        Menteri BUMN selaku Penasehat Nasional Harian KORPRI.
6.        Para Kepala Lembaga Tinggi Negara selaku Penasehat KORPRI Lembaga Tinggi Negara.
7.        Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu selaku Penasehat KORPRI Kementerian.
8.        Para Kepala LPNK selaku Penasehat KORPRI LPNK.
9.        Panglima TNI selaku Pembina Nasional KORPRI TNI.
10.     Kapolri selaku Pembina KORPRI Polri.
11.     Para Kepala Sekretariat Lembaga Negara.
12.     Para Direktur Utama BUMN selaku Penasehat KORPRI BUMN.
13.     Para Gubernur selaku Penasehat KORPRI Provinsi.
14.     Para Direktur Utama BUMN selaku Penasehat KORPRI BUMD.
15.     Para Bupati selaku Penasehat KORPRI Kabupaten.
16.     Para Walikota selaku Penasehat KORPRI Kota.


Lampiran
Surat Edaran Dewan Pengurus KORPRI Nasional
Nomor
:
SE -  06 /KU/IX/2013
Tanggal
:
   19  September 2013
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
KEGIATAN PERINGATAN KE-42 KORPRI
TAHUN 2013
I.      PENDAHULUAN
Bahwa pada tahun 2013  ini KORPRI akan memperingati dan merayakan kelahirannya yang ke-42 yang jatuh pada tanggal 29 Nopember 2013. Ulang tahun kali ini mempunyai arti yang sangat penting dalam upaya menata diri dan menjaga kesehatan jasmani dan rohani setiap anggota melalui pembinaan olahraga dan rohani.
KORPRI berupaya terus menerus mengokohkan fungsinya sebagai perekat dan pemersatu Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan meneguhkan semangat netralitas guna mendukung mendukung keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi dalam rangka menjaga stabilitas politik menjelang pemilihan umum tahun 2014 serta menciptakan situasi yang kondusif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Berkaitan dengan pelaksanaan penyelenggaraan kelahiran ke-42 KORPRI Tahun 2013, maka perlu disampaikan kepada seluruh Pengurus KORPRI di semua tingkatan tentang pedoman untuk penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pada peringatan kelahiran ke-42 KORPRI Tahun 2013, agar dapat dilaksanakan secara sederhana, hikmat, tertib, aman dan berguna bagi anggota dan masyarakat.
       
II.    TEMA
“DENGAN PROFESIONALISME DAN NETRALITAS, KORPRI MENDUKUNG KEBERHASILAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI UNTUK MENJAGA STABILITAS POLITIK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI GUNA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT”.
Diinstruksikan kepada Pengurus KORPRI di semua tingkatan, untuk membuat spanduk sesuai dengan tema tersebut dan dipasang di depan kantor atau di  tempat strategis selambat-lambatnya tanggal 1 November 2013 sampai selesai.
               
III.   T U J U A N
Peringatan 42 Tahun KORPRI bertujuan untuk :
1.        Meningkatkan semangat nasionalisme dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa guna memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.        Meneguhkan semangat netralitas menghadapi pemilihan umum tahun 2014.
3.        Meningkatkan soliditas dan solidaritas serta rasa kesetiakawanan anggota  KORPRI di seluruh  Indonesia.
4.        Meningkatkan etos kerja setiap anggota KORPRI sebagai abdi Negara, pemerintah dan masyarakat.
5.        Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani setiap anggota KORPRI.
               
IV.    PENYELENGGARAAN
1.        Peringatan Ke-42 kelahiran KORPRI Tahun 2013, dilaksanakan secara sederhana dengan mengutamakan semangat kebersamaan dan kekeluargaan.
2.        Seluruh Anggota KORPRI wajib berperan aktif dalam kegiatan peringatan ke-42 kelahiran KORPRI dengan koordinasi Pengurus KORPRI di masing-masing tingkatan disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kemampuannya.
3.        Acara Puncak Peringatan Ke-42 kelahiran KORPRI, akan diselenggarakan dengan upacara bendera di Silang Monas, Jakarta.
V.       KEGIATAN
A.       W A J I B
1.       Apel Bendera
a.        Apel Bendera sebagai acara puncak peringatan ke-42 kelahiran KORPRI dilaksanakan secara serentak oleh seluruh anggota KORPRI di wilayah Indonesia dan Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri pada hari Jum’at, tanggal 29 November 2013 pukul 08.00 waktu setempat.
b.        Apel Bendera dilakukan dengan tertib dan khidmat dengan Pembina Upacara Penasehat/Pembina KORPRI di :
(1)      Kementerian/LPNK dari Dewan Pengurus KORPRI Kementerian/LPNK yang bersangkutan.
(2)      Di lingkungan KORPRI TNI oleh Panglima/Komandan TNI setempat.
(3)      Di lingkungan KORPRI Polri oleh Kepala Kepolisian setempat.
(4)      Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri oleh Kepala Perwakilan.
(5)      Ibukota Provinsi dari Dewan Pengurus KORPRI Provinsi yang bersangkutan.
(6)      Ibukota Kabupaten/Kota dari Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
(7)      Direktur Utama selaku Penasehat KORPRI BUMN/LPP/BLU/ BUMD/BLUD.
c.        Tata urutan upacara bendera adalah sebagai berikut :
(1)      Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan oleh semua peserta upacara;
(2)      Mengheningkan Cipta dipimpin oleh Pembina Upacara;
(3)      Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
(4)      Pembacaan Pancasila diikuti oleh semua peserta upacara;
(5)      Pembacaan/Pengucapan Panca Prasetya KORPRI diikuti oleh semua peserta upacara;
(6)      Pembacaan Sambutan Presiden selaku Penasehat Nasional KORPRI oleh Pembina Upacara;
(7)      Penyerahan Piagam Penghargaan Anggota KORPRI Teladan;        
(8)      Menyanyikan Lagu Mars KORPRI;
(9)      Pembacaan do’a;
(10)   S e l e s a i.
2.       Ziarah
a.        Untuk mengenang, menghormati dan menghargai jasa para pahlawan, dilakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan di daerah masing-masing.
b.        Ziarah dilakukan bersama Penasehat, Pengurus beserta segenap anggota KORPRI dengan membaca do’a dan membawa bunga tabur.
B.       KEGIATAN LAIN YANG DILAKUKAN
(disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat)
Selain melaksanakan acara wajib sebagaimana tersebut butir A, dapat diselenggarakan beberapa kegiatan, antara lain :
1.       Bhakti Sosial
Dalam rangka meningkatkan rasa kesetiakawanan dan kepedulian terhadap lingkungan serta meningkatkan jiwa sosial, dapat direncanakan kegiatan :
a.        Donor Darah;
b.        Operasi Mata Katarak;
c.        Operasi Bibir Sumbing;
d.        Khitanan massal;
e.        Kunjungan ke Panti Asuhan, Panti Jompo, dan Lapas;
f.         Penghijauan.
g.        Dan lain-lain.
2.       Olahraga
Dalam rangka memupuk jiwa yang sehat dibutuhkan badan yang sehat, untuk itu dapat dilakukan kegiatan olahraga :
a.        Bola Volly;
b.        Futsal;
c.        Bulu Tangkis;
d.        Tennis Meja;
e.        Tennis Lapangan;
f.         Catur;
g.        Gerak Jalan;
h.        Dan lain-lain. 
3.       Perlombaan
a.        Penulisan Karya Tulis;
b.        Pengucapan Panca Prasetya KORPRI;
c.        Kesenian;
d.        Paduan Suara;
e.        Musabaqoh Tilawatil Qur’an;
f.         Penghargaan/Teladan
g.        Dan lain-lain.
4.       Pertemuan Ilmiah:
a.        Seminar;
b.        Diskusi;
c.        Lokakarya;
d.        Talk Show;
e.        Dan lain-lain.
Kegiatan-kegiatan tersebut di atas, huruf B, dilaksanakan mulai tanggal      5 Oktober 2013 dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing instansi pusat dan daerah.
VI.    P E N U T U P
Pedoman penyelenggaraan sebagai  acuan dalam memperingati ke-42 kelahiran KORPRI dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab dan melaporkan pelaksanaannya kepada Penasehat KORPRI masing-masing.
DEWAN PENGURUS KORPRI NASIONAL
Ketua Umum,
ttd
DIAH ANGGRAENI
Sekretaris Jenderal,
ttd
TASDIK KINANTO